Hubungan Manusia Purba dengan Nabi Adam Sering menjadi pertanyaan, apakah Adam merupakan manusia pertama di bumi ini? Benarkah dia dibuat di Eden? Apakah sebenarnya yang terjadi di sana? Apakah yang ada di kitab kejadian (Genesis), khususnya penciptaan dalam enam hari itu, di mana manusia diciptakan (atau dibikin) pada hari keenam, itu merujuk kepada penciptaan Adam dan Hawa? Bagaimana dengan petunjuk yang ada dalam kitab-kitab lain? Bagaimana pula jika dikaitkan dengan mitologi bangsa Sumeria kuno? Apakah Adam Manusia Pertama? Kebanyakan orang mempercayai bahwa Adam adalah nenek moyang dari semua manusia. Dengan demikian, sebelum Adam tidaklah ada manusia sama sekali. Tapi, banyak orag tentunya mera-gukanhal ini, apalagi menurut temuan arkeologi, sudah ada peradaban manusia yang jauh lebih tua dari perkiraan masa kehidupan Adam. Yang jadi pertanyaan, benarkah kisah yang dikemukakan dalam berbagai manuskrip bahwa Adam itu dibuat dari tanah? Ada pendapat yang mengkaitkan proses pembuatan Adam ini dengan makhluk luar angkasa. Hal ini dikaitkan dengan adanya fenomena makhluk dari dimensi lain yang dikisahkan bersamaan dengan proses pembuatan Adam. Dan ada anggapan bahwa yang dimaksud "dari tanah" itu bukan berarti bahan materi dari Adam adalah tanah, melainkan diciptakan dari sisa-sisa yang ada di dalam tanah. Proses penciptaan Adam dari sisa-sisa makhluk hidup yang ada sebelumnya, mungkin bisa ditunjang dengan adanya pandangan bahwa dalam proses menciptakan langit dan bumi, sang pencipta berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu. Ada kepercayaan bahwa penciptaan bumi dan langit ini terjadi berulang-ulang, sehingga ada proses penciptaan pertama dan penciptaan yang berikutnya. Hal itu dikatakan supaya manusia yang hidup saat ini bisa mengambil pelajaran dari pengalaman "manusia" terdahulu. Dari studi yang ada, umumnya sampai pada kesimpulan bahwa Adam hidup sekitar 6000 tahun yang lalu. Kalau memang Adam dianggap hidup 6000 tahun yang lalu, maka mestinya ada catatan kuno tentang hal itu. Hanya saja, kalaupun ada catatan kuno, apakah catatan kuno itu bisa dipakai sebagai bukti atau cuma sekedar mitos dan legenda saja? Adam, kalau memang pernah ada, harusnya hidup di daerah sekitar Mesopotamia, atau sekarang ini daerah Irak, Iran atau sekitarnya. Ada yang bilang, Adam sebenarnya muncul (turun) di India. kalau memangdi India, harusnya ada keterangan tentang hal itu. Di India ada kisah tentang Manu dengan bencana air bah, di mana kata "Manu" ini sama dengan "Nuh" dan juga kemudian dipakai menjadi istilah "Manusia". Dari kitab Veda, tepatnya RgVeda IV.26.21-22 isinya: "Aku menganugerahkan bumi ini kepada Adadam Aryaya (orang yang mulia). Aku turunkan hujan yang bermanfaat bagimakhluk, Aku alirkan terus gemuruhnya air dan hukum alam tunduk kepada perintah-Ku. Apakah di sini merujuk kepada "ADAM" ? Namun ada yang menafsirkan "Adadam Aryaya" sebagai "bangsa manusia ras Aryan" "aham bhUmim adadAm AryAyAhaM" diterjemahkan sebagai "I have bestowed the earth upon the Arya" Apakah Adam itu adalah pemimpin pertama bangsa Aryan? Aryan ini adalah bangsa Indo-Eropa atau persia yang sekarang ini bernama Iran. Apakah ini ada hubungannya dengan mitos serangan bangsa Aryan ke India? Dan apa yang tertulis dalam kitab Kejadian 5:1 mungkin bisa menjadi bahan pemikiran. Apakah orang-orang yang ada dalam daftar silsilah Adam itu memang benar pernah hidup dulu.... atau cuma dongeng? Apakah Eden Lab Genetika? Kalau kita membahas soal asal usul cerita Adam ini secara serius, rasanya kurang lengkap kalau kita cuma berhenti pada sumber literatur dari kitab suci yang ada saat ini saja. Kita mesti menelusuri, dari mana asal usul cerita ini semula. Kisah penciptaan Adam ini terjadi di "Taman Eden". Hal ini dikuatkan dengan cerita atau mitologi bangsa Sumeria kuno. Di sana ada banyak tokoh, seperti Enki, Enlil, Nin-Ti, Enkidu, dan lain-lain. Tahukah Anda, bahwa ada yang menarik dari istilah kata Eden (Edin) itu sendiri. Dalam bahasa Sumeria kuno, kata "E" berarti "Rumah" dan "Din" berarti "Pembuatan". Jadi Edin atau Eden itu adalah sebuah rumah tempat mencipta, yang mana kalau di jaman sekarang ini disebut sebagai LABORATORIUM. Jadi, Eden merupakan suatu tempat di mana "mereka" yang disebut dengan elohim (yang artinya "mereka yang datang dari langit") itu melakukan berbagai percobaan atau proses pembuatan. Kalau di jaman sekarang, istilah yang tepat adalah kloning. Sebagaimana bisa kita baca dalam kitab-kitab suci maupun mitologi-mitologi yang ada, maka kita bisa mengetahui bahwa "mereka" mencari jejak-jejak kehidupan yang terkubur di dalam tanah dan menemukan jasad-jasad yang kemudian mereka ambil intisarinya (DNA) lalu dibentuk menjadi manusia. Demikian juga binatang-binatang yang lain. Itu sebabnya, pada kitab Kejadian 2:19 disebutkan bahwa Tuhan (Yehovah Elohim) membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Makhluk-makhluk ini, dibuat dari tanah, yang tentunya bisa ditafsirkan dua macam, pertama: binatang-binatang itu diciptakan dari tanah, dibentuk dan kemudian menjadi hidup, atau kedua: dari tanah diketemukan sisa-sisa (jasad) binatang yang ada dan kemudian melakukan kloning sehingga dengan segera terbentuklah berbagai binatang. Seperti kalau sekarang ini manusia mengkloning domba yang diberi nama Dolly itu. Tentunya akan menjadi pertanyaan yang abadi, mengapa sang pencipta harus menciptakan manusia dan binatang itu dari tanah? Mengapa tidak begitu saja "dari tidak ada" menjadi "ada"? Jika memang dalam membuat Adam digunakan proses kloning, apakah sama dengan proses yang ada saat ini?Nur Agustinus, Surabaya
Karya Harun Yahya yang sangat fenomenal misalnya adalah Runtuhnya Teori Evolusi Darwin, dan menurut saya ini sangat luar biasa, mengingat Darwin dan evolusi –nya telah mempengaruhi pemikiran dunia selama ratusan tahun. Terutama sebuah pemahaman tentang fosil manusia pra sejarah –yang nantinya mengarah pada kesimpulan bahwa bentuk manusia yang sekarang itu adalah hasil evolusi dari makhluk sejenis kera [homo sapiens].Kelanjutannya?
Salah satu kelemahan dalam evolusi Darwin, menurut Harun Yahya, yaitu adanya mata rantai yang hilang, yang disebut sebagai makhluk peralihan, sebelum makhluk purba benar –benar menjadi bentuk makhluk seperti sekarang. Darwin tidak bisa membuktikan dan menjelaskannya karena dia mengaku belum menemukan makhluk peralihan tersebut. Sungguh aneh dan tidak logis.
Pemikiran Darwin ini telah melahirkan cabang –cabang pemikiran lain yang tetap mengakar pada evolusi. Saya sering menonton film –film atau membaca buku sains fictions dari dulu sampai sekarang, dan banyak sekali yang terpengaruhi pemikiran ini. Misalnya tentang para hero yang mengalami penyimpangan genetik [mutant], hewan –hewan yang bisa berevolusi menjadi ‘creatures’ yang membahayakan, dan film –film lainnya.
Bagi saya selaku penganut Islam, sejak mempelajari Ilmu sejarah di SMP, pemikiran saya selalu berbenturan antara ilmu yang saya dapat di sekolah –yang waktu itu menurut saya sangat ilmiah, dengan ilmu agama dari guru mengaji saya.
Di buku sejarah, saya selalu menemukan teori evolusi yang menjelaskan tentang asal mula penciptaan manusia, dan bagaimana kita –manusia –hidup dari zaman ke zaman dengan perubahan –perubahan fisik sesuai dengan seleksi alam. Dalam Islam, saya meyakini bahwa manusia diciptakan langsung seperti sekarang, sebagai manusia, tanpa evolusi dan tanpa menjadi makhluk peralihan terlebih dulu seperti yang dikatakan Darwin. Dan manusia pertama tentu adalah Nabi Adam.
Dulu saya sangat bingung, dan sempat berpikir, kalau memang teori sejarah itu benar, berarti Nabi Adam itu adalah manusia purba dan menjalani kehidupan seperti yang digambarkan Darwin?
Tetapi, saat menemukan Harun Yahya, semua kebingungan dan pertanyaan itu terjawab sudah. Teori –teori yang dikemukakan Harun Yahya sangat logis dan ilmiah dalam membantah teori evolusi. Di buku –bukunya tergambar cara berpikirnya sebagai seorang ilmuwan, sekaligus agamawan yang sangat paham terhadap agamanya. Bagi saya, ia seorang yang jenius, cerdas, pekerja keras, bijak, dan tentu saja –sangat relijius. Berbeda dengan para ilmuwan lain yang sering terjebak dengan pemikirannya sendiri dan membuat mereka menjadi ateis atau materialistis, kemampuan dan cara berpikir ilmiahnya membuat Harun Yahya makin memahami agamanya.
Sebab, memang benar apa yang tertera dalam Al –Qur’an, bahwa Islam dan Al quran itu adalah sains dan ilmu yang luar biasa bagi mereka yang mau memikirkannya.
Karya Harun Yahya yang sangat fenomenal misalnya adalah Runtuhnya Teori Evolusi Darwin, dan menurut saya ini sangat luar biasa, mengingat Darwin dan evolusi –nya telah mempengaruhi pemikiran dunia selama ratusan tahun. Terutama sebuah pemahaman tentang fosil manusia pra sejarah –yang nantinya mengarah pada kesimpulan bahwa bentuk manusia yang sekarang itu adalah hasil evolusi dari makhluk sejenis kera [homo sapiens].Kelanjutannya?
Salah satu kelemahan dalam evolusi Darwin, menurut Harun Yahya, yaitu adanya mata rantai yang hilang, yang disebut sebagai makhluk peralihan, sebelum makhluk purba benar –benar menjadi bentuk makhluk seperti sekarang. Darwin tidak bisa membuktikan dan menjelaskannya karena dia mengaku belum menemukan makhluk peralihan tersebut. Sungguh aneh dan tidak logis.
Pemikiran Darwin ini telah melahirkan cabang –cabang pemikiran lain yang tetap mengakar pada evolusi. Saya sering menonton film –film atau membaca buku sains fictions dari dulu sampai sekarang, dan banyak sekali yang terpengaruhi pemikiran ini. Misalnya tentang para hero yang mengalami penyimpangan genetik [mutant], hewan –hewan yang bisa berevolusi menjadi ‘creatures’ yang membahayakan, dan film –film lainnya.
Bagi saya selaku penganut Islam, sejak mempelajari Ilmu sejarah di SMP, pemikiran saya selalu berbenturan antara ilmu yang saya dapat di sekolah –yang waktu itu menurut saya sangat ilmiah, dengan ilmu agama dari guru mengaji saya.
Di buku sejarah, saya selalu menemukan teori evolusi yang menjelaskan tentang asal mula penciptaan manusia, dan bagaimana kita –manusia –hidup dari zaman ke zaman dengan perubahan –perubahan fisik sesuai dengan seleksi alam. Dalam Islam, saya meyakini bahwa manusia diciptakan langsung seperti sekarang, sebagai manusia, tanpa evolusi dan tanpa menjadi makhluk peralihan terlebih dulu seperti yang dikatakan Darwin. Dan manusia pertama tentu adalah Nabi Adam.
Dulu saya sangat bingung, dan sempat berpikir, kalau memang teori sejarah itu benar, berarti Nabi Adam itu adalah manusia purba dan menjalani kehidupan seperti yang digambarkan Darwin?
Tetapi, saat menemukan Harun Yahya, semua kebingungan dan pertanyaan itu terjawab sudah. Teori –teori yang dikemukakan Harun Yahya sangat logis dan ilmiah dalam membantah teori evolusi. Di buku –bukunya tergambar cara berpikirnya sebagai seorang ilmuwan, sekaligus agamawan yang sangat paham terhadap agamanya. Bagi saya, ia seorang yang jenius, cerdas, pekerja keras, bijak, dan tentu saja –sangat relijius. Berbeda dengan para ilmuwan lain yang sering terjebak dengan pemikirannya sendiri dan membuat mereka menjadi ateis atau materialistis, kemampuan dan cara berpikir ilmiahnya membuat Harun Yahya makin memahami agamanya.
Sebab, memang benar apa yang tertera dalam Al –Qur’an, bahwa Islam dan Al quran itu adalah sains dan ilmu yang luar biasa bagi mereka yang mau memikirkannya.